Dalam cerita lucu kali ini diceritakan bahwa CIA sebuah organisasi intelijen Amerika berganti berganti pimpinan. Michael Haiden namanya. Sebab masih anyar menjabat kepala, tentu ia tak mengenal para agen yang ditugaskan Kepala CIA yang lama. Demi keperluan tersebut, dipanggillah agen-agen. Giliran pertama ialah para agen yang ditugaskan di Asia: Cina, Jepang, Iran, dan Indonesia.

”Kalian sudah lama bertugas?” tanya Haiden pada empat agen tersebut.

”Betul, kapten. Kami sudah lama ditugaskan di sana!”

“Ok. Jika demikian, saya ingin tahu laporan Anda semua mengenai negara-negara kalian bawahi. Pertama-tama, saya ingin mendengar laporan dari kamu, agen Cina,” perintah sang kepala.

”Kapten! Saat ini Cina sedang mengembangkan senjata berteknologi tinggi, rudal jarak jauh dan itu sangat membahayakan negeri kita kapten!”

Seusai agen Cina melapor, agen Jepang ikut melapor pula.
”Kapten, Jepang juga sedang mengembangkan persenjataan modern. Mereka sedang merancang pesawat tak kasat mata kapten!” kata agen Jepang melapor.

Lantas agen Iran, juga melapor, ”Saat ini nuklir di Iran, telah berkembang sangat pesat, kapten.”

Dan hanya agen Indonesia saja yang belum melapor. “Hai kamu, mana laporanmu tentang Indonesia? Apakah di Indonesia tidak ada sesuatu yang membahayakan? Saya kira prediksi saya betul, benarkan?” ejek si kepala CIA.

”Oh, tentu saja Anda salah kapten. Indonesia sangat membahayakan, bahkan saat ini sedang mempersiapkan perang!” lapor agen itu penuh semangat.

Mendengar perkataan agen tersebut, kepala CIA beserta agen-agen lainnya penasaran dan ingin tahu apa yang sedang terjadi.

”Sewaktu saya memantau Indonesia, saya menemukan beberapa kampung di Indonesia anak-anak kecil sedang berlatih senjata. Mereka menggunakan senjata teknologi tinggi, di mana kita tidak dapat memperkirakan apakah itu peluru atau batu yang terbang. Yang disasar dari senjata mereka itu adalah mata musuhnya. Dengan senjata itu mereka bisa memakai senjata alami, bahkan dari limbah tinja.”

”Apa nama senjata yang sedang dikembangkan Indonesia tersebut?” tanya kepala CIA terheran-heran.

”Saya tidak paham nama senjata itu, tetapi bentuknya cukup sederhana, cuman terbuat dari kayu dan karet saja. Kalau tak salah namanya ketapel!”